Rabu, 11 November 2009

al-Sual dan al-Jawab dalam al-Quran

PENDAHULUAN

Al quran merupakan sumber hukum bagi umat Islam sekaligus mu’jizat Nabi Muhammad saw yang diberikan oleh Allah swt. Al Quran berisi berbagai informasi keilmuan dan mengayomi segala bentuk kemaslahatan manusia Selain itu keotentikan isinya juga tidak bisa diragukan lagi. Semua yang terkandung di setiap ayat-ayatnya mengandung kebenaran dan tidak ada kesalahan sedikit pun.


Keindahan bahasanya sudah tidak dipungkiri lagi mengungguli ahli-ahli bahasa mana pun di dunia. Bahasa Al Quran merupakan bahasa yang mengandung nilai kesusteraan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kaidah-kaidah tertentu untuk memahami isi yang terkandung di dalamnya. Diantara kaidah-kaidah tersebut adalah memahami ayat-ayat yang terdapat pertanyaan dan jawaban.


Apabila kita perhatikan, banyak sekali di dalam Al quran ayat yang berisi tentang pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ada yang disertai jawaban ada pula pertanyaan yang tidak memiliki jawaban. Makalah ini mencoba untuk membahas lebih spesifik mengenai pertanyaan dan jawab dalam Al Quran.




Al Sual dan Al Jawab dalam Al Quran

Khalid Abd al Rahman al Akk mendefinisikan pengertian al su’al (pertanyan) sebagai perkataan yang menjadikan permulaan. Sedangkan al jawab (jawaban) merupakan perkataan yang dikembalikan kepada si penanya.



A. Pola al-su’al dan al-jawab dalam al-Qur’an

Menurut Khalid ‘Abd al-Rahman al-‘Akk dalam Ushul al-Tafsir wa Qawaiduha bentuk-bentuk pertanyaan dan jawaban dalam al-Qur’an dibagi menjadi bebara pola, diantaranya:


a. Jawabannya bersambung (muttashil) dengan pertanyaannya, seperti dalam beberapa firman Allah berikut ini:

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 215)



b. Jawabannya terpisah (munfashil) dengan pertanyaannya, baik yang terdapat dalam satu surah maupun dalam dua surah yang berlainan. Diantara contoh pertanyaan dan jawaban yang terdapat dalam satu surah, seperti ditunjukkan oleh firman Allah berikut ini:

“Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama- sama dengan dia?” (QS. Al-Furqan: 7)



Pertanyaan di atas kemudian dijawab pada surah yang sama tetapi pada ayat yang berbeda, yaitu dalam QS. Al-Furqan: 20



“Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha Melihat.” (QS. Al-Furqan: 20)



Sedangkan contoh redaksi pertanyaan dan jawabn yang terdapat dalam dua surah yang berlainan, diantaranya ditunjukkan oleh firman Allah berikut ini:



“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).” (QS. Al-Furqan: 60)



Pertanyaan tersebut dijawab dalam surah yang berbeda, yaitu QS. Al-Rahman: 1-4:

“(Tuhan) yang Maha pemurah, Yang Telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Al-Rahman: 1-4)


c. Dua jawaban dalam surah yang berbeda untuk satu pertanyaan, seperti dalam firman Allah berikut ini:

“Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran Ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?”... (QS. Zukhruf/ 43: 31-32)



Pertanyaan di atas, kemudian dijawab dengan dua jawaban dalam surah berbeda-beda, pertama pada surah sama, yaitu:


“Kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Zukhruf: 32)



Kedua, pada QS. Al-Qashshash: 68

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).”(QS. Al-Qashshash: 68)






d. Satu pertanyaan yang jawabannya tidak disebutkan, seperti dalam QS. Muhammad: 14:

“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?” (QS. Muhammad: 14)



e. Jawaban yang diberikan mendahului pertanyaannya, seperti pada firman Allah berikut ini:

“Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan.” (QS. Shad:1)

Ayat di atas sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat pada QS. Shad:4

“ Dan mereka heran Karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (QS. Shad:4)



B. Kaidah al Su’al dan al jawab dalam al Qur an

Pada dasarnya kaidah umum mengatakan bahwa pertanyaan (al-su’al) harus sesuai dengan jawaban (a-jawab), namun dalam al-Qur’an ditemukan kaidah lain yang menyatakan bahwa nemtuk jawaban yang diberikan tersebut menyimpang dari apa yang dimaksudkan oleh pertanyaan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan peringatan kepada si penanya bahwa jawaban itulah yang seharusnya dipertanyakan. Jawaban yang demikian oleh al-Sakaky disebut sebagai al-slub al-hakim (Mohammad Nor Ikhwan, Memahami Bahasa Al-Quran, h 74). Dalam al-qur’an, kasus semacam ini seperti ditunjukkan dalam QS. Al-Baqarah/2:189:



Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.



Pada ayat diatas, redaksi yang digunakan adalah redaksi tanya-jawab, yaitu dengan menggunakan sighat lafazh sa’ala. Asbab al-nuzul ayat ini berkenaan dengan pertanyaan Mu’adz bin Jabal dan tsa’labah bin Ghunamah kepada Rasulullah saw: “Ya Rasulullah! Mengapa bulan sabit itu mulai timbul kecil sehalus benang, kemudian bertambah besar hingga bundar dan kembali seperti semula, tiada tetap bentuknya?” Sebagai jawabannya turunlah ayat tersebut. (K.H.Q Shaleh, Dkk, Asbabun Nuzul, h 56)


Secara logika, pertanyaan itu seharusnya dijawab dengan menerangkan proses perubahan yang terjadi pada bulan tersebut. Namun, terhadap pertanyaan yang demikian itu, jawaban yang diberikan al-qur’an kepada mereka adalah berupa penjelasan tentang hikmahnya, dengan alasan untuk mengingatkan mereka bahwa yang lebih penting untuk dipertanyakan adalah hikmah dari bulan sabit, bukan seperti yang mereka pertanyakan.


Jawaban al-Qur’an yang demikian itu, bisa jadi karena ada asumsi lain bahwa yang dipertanyakan tidak terpaku pada bulan sabit semata, tapi juga menginginkan manfaat atau hikmah di balik kejadian yang demikian itu. Jika memang demikian halnya, maka jawaban al-Qur’an itu tidak menyalahi kaidah umum yang berlaku. Dengan demikian, ada kesesuaian antara pertanyaan dan jawabannya.


Kadang-kadang sebuah jawaban bersifat lebih umum dari apa yang dipertanyakan karena memang demikianlah yang dikehendaki. Seperti dalam QS. Al-an’am: 64:

Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, Kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya." QS. Al-an’am: 64

Teks ayat di atas merupakan jawaban dari pertanyaan yang disebutkan pada ayat sebelumnya, yaitu:

Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang Lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". QS. Al-an’am: 63.



Redaksi teks ayat ini secara eksplisit mempertanyakan tentang siapakah orang yang mampu menyelamatkan dari bencana yang ada di darat dan di laut. Artinya, bahwa teks ayat ini hanya menyebutkan dua bencana, yaitu di darat dan di laut. Namun jawaban yang diberikan al-Qur’an terhadap pertanyaan itu sebagaimana ditunjukkan oleh ayat sesudahnya, bahwa Allahlah yang akan menyelamatkannya dari bencana tersebut, baik di darat maupun di laut, bahkan Allah juga akan menyelamatkannya dari segala macam bentuk kesusahan. Dengan demikian, jawaban yang diberikan al-Qur’an tersebut sifatnya lebih umum dan lebih komprehensif dari yang dipertanyakan.


Ayat senada, di antaranya juga ditunjukkan dalam QS Thaha: 18:

Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". (QS Thaha: 18).

Teks ayat di atas merupakan bentuk jawaban dari pertanyaan yang disebutkan pada ayat sebelumnya, yaitu:

Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa? (QS Thaha: 17).

Dalam teks ayat ini, sebenarnya Allah hanya mempertanyakan kepada Nabi Musa perihal apa yang ada di tangan kanannya. Kemudian, pertanyaan itu oleh Nabi Musa dijawab bahwa yang ada di tangan kanannya adalah tongkat. Dengan jawaban yang demikian, sebenarnya sudah mencukupi bagi si penanya dan sudah dapat dipahami, namun Nabi Musa menambahkan dalam jawabannya sesuatu yang terkait dengan fungsi tongkat tersebut, yaitu untuk bertelekan, memukul daun, dan beberapa fungsi lainnya. Hal yang demikian, dilakukan Nabi Musa karena ia merasa senang dengan pertanyaan yang dilontarkan Allah kepadanya.


Ada pula bentuk jawaban terhadap suatu pertanyaan yang diajukan bersifat lebih sempit cakupannya dari yang dipertanyakan, karena memang demikianlah yang dikehendaki. Kasus senacam ini antara lain ditunjukkan dalam QS. Yunus: 15



Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri

Ayat ini sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang disebutkan sebelumnya, pada ayat yang sama yaitu:

"Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini[675] atau gantilah dia

Dalam teks di atas, setidaknya ada dua pertanyaan pokok, yaitu perintah untuk mendatangkan al-Qur’an lain, selain al-Qur’an yang sudah ada, dan jikalau tidak dapat maka disuruh menggantinya. Terhadap pertanyan ini, jawaban yang diberikan al-Qur’an tidak mencakup kedua hal dimaksud, tetapi hanya terfokus pada satu hal, yaitu yang terkait dengan perintah untuk menggantinya. Jawaban yang dikehendaki al-Qur’an memang demikian. Hal ini mengingat bahwa mengganti itu lebih mudah daripada menciptakan kembali. Jika mengganti saja sudah tidak mampu apalagi untuk menciptakan, pasti akan lebih sulit.


Lafazh al-sual (pertanyaan) bila dipergunakan meminta sesuatu pengertian, maka terkadang ia bermuta’addi kepada maf’ul kedua secara langsung dan terkadang dengan menggunakan kata bantu ‘an (عن). Seperti dalam QS. Al-Isyra’: 85:



Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isyra’: 85)

Dan apabila dipergunakan untuk meminta sesuatu benda atau yang sejenis, maka ia bermuta’addi kepada maf’ul kedua secara langsung dengan menggunakan kata bantu min (من), namun cara yang disebutkan pertama lebih banyak dipakai. Hal ini seperti ditunjukkan dalan firman Allah, sebagai berikut:



“...dan hendaklah kamu minta mahar yang Telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang Telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkanNya di antara kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Mumthahanah: 10).


“...dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Nisa: 32)




Daftar Pustaka

1) Anonim, Al Quran Al Karim
2) Chirzin, Muhammad, Al-Quran dan Ilmu Al-Quran. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2003. Cetakan II
3) Ichwan, Mohammad Nor, Memahami Bahasa Al-Quran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002
4) Shaleh Q, Dkk, Asbabun Nuzul Latar belakang Historis turunnya aayat-ayat Al-Qur an, Bandung, Penerbit: Diponegoro. 2000. Cetakan II

1 komentar:

  1. Great !!!
    Good blog mr.
    salam dari www.delavega.blogspot.com, semoga mempermudah hidup anda.

    BalasHapus