Senin, 28 Desember 2009

Burung yang Sombong

Oleh Mila Nurhida

Ada seekor burung yang cantik, suaranya sangat indah dan merdu, akan tetapi dia amat sombong dan semena-mena. Setiap pagi dia terbang kesana kemari sambil berkicau seola memamerkan bulu-bulunya yang indah dan suaranya yang merdu, setelah bosan dia mencari makan. Makanan kesukaanya adalah semut, menurutnya dengan memakan semut suaranya menjadi merdu. Banyak semut yang telah disantapnya, sehingga Raja Semut dan rakyatnya berencana untuk memberi pelajaran pada Burung yang sombong itu.

Suatu hari di atas sebuah dahan, seekor Semut mengedakan perjanjian dengan si Burung sombong tersebut.

‘’Percayalah! Besok aku akan mendatangkan teman-temanku kesini, asal kamu tidak memakanku hari ini’’ kata Semut meyakinkan Burung.

‘’Lalu bagaimana jika kamu gagal membujuk mereka hari ini’’ tanya Burung.

‘’Jangan cemas!, aku punya cara sendiri, aku akan mengatakan pada Rajaku, bahwa besok Dewi Hutan akan membegikan makanan keselamatan pada Semut-semut di tempat ini, dengan begitu Raja akan memerintahkan seluruh rakyatnya untuk kesini, mudahkan! Jawab Semut.

“Ehm… oke juga akal bulusmu! Lalu bagaimana jika aku dating, kemudian mereka berlari ketakutan dan menyelamatkan diri?” si Burung masih meragukan.

“Gampang sekali, hinggaplah kamu di dahan sana, kemudian menyanyilah semerdu mungkin , laksana nyanyian Dewi Hutan, teman-temanku pasti akan tertidur dengan sendirinya,“ kata Semut. Burung berfikir sejenak, kemudian dia menyetujuinya dan terbang berlalu.

Keesokan harinya, para Semut berkumpul di tempat yang di janjikan. Akan tetapi Raja Semut bersembunyi di balik dahan yang akan dihinggapi Burung. Tak lama kemudian Burung dating. Seperti yang telah direncanakan, dia bernyanyi semerdu mungkin, begitu lama dia bernyayi, namun Semut-semut belum juga tertidur, mereka menari dan terus menari. Sepertinya Burung mulai kehabisan tenaga, namun dia berusaha bernyanyi semerdu-merdunya. Setelah Burung terlihat agak lemah, Raja Semut member isyarat pada rakyatnya untuk menari-nari di tubuh Burung dan menggingitnya. Rakyat Semut melaksanakannya, mereka mengerumuni dan menggigit tubuh Burung. Si Burung menjerit-jerit kesakitan. Ia memohon agar para Semut menghentikan gigitannya dan beramai-ramai turun dari tubuh si Burung yang mulai melemah. Para Semut sangat genbira, mereka merayakan kemenangannya dan menyuruh si Burung agar cepat-cepat pergi meninggalkan daerah Semut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar