Jumat, 08 Januari 2010

Muttafiq dan muftariq

Kesamaan antara rawy yang satu dengan yang lain. Seperti nama asli, nama samaran, keturunan atau lain sebainya dalam ucapan dan bentuk tulisan, tetapi berlainan orangnya yang dimaksud dengan nama tersebut, maka disebut dengan muttafiq dan sebagai lawannya disebut dengan Muftariq.

Misalnya sebuah hadits diriwayatkan oleh Hammad tanpa dibubuhi nama samaran atau nama keluarganya pada akhir nama asli tersebut, tentu menimbulkan kesukaran untuk ditentukan siapakah yang dimaksudkannya, apakah Hammad bin Zaid atau Hammad bin Salamah.

Untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan Hammad dalam suatu hadits hendaklah diselidiki siapa yang meriwayatkann hadits daripadanya. Kalau yang meriwayatkan hadits daripadanya Sulaiman bin Harb, maka yang dimaksud adalah Hammad bin Zaid, dan kalau yang meriwayatkan hadits daripadanya itu Musa bin Ismail, maka yang dimaksud ialah Hammad bin Salamah. Demikian juga kalau disebutkan dengan ‘Abdullah secara mutlaq, maka yang dimaksud adalah ‘Abdullah bin Zubair sebagai ahli hadits di Mekah; ‘Abdullah bin Umar sebagai nama seorang ahli hadits di Madinah; ‘Abdullah bin Mas’ud sebagai seorang muhaddits di Kufah; ‘Abdullah bin ‘Abbas sebagai seorang muhaddits di Basrah; ‘Abdullah bin Mubarak sebagai seorang muhaddits di Khursan dan ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash sebagai seorang muhaddits di Syam.

Faidah mengetahui muttafiq dan muftariq ini, ialah untuk menghindari perjumbuhan (perserupaan / persamaan) tentang siapakah yang dimaksudkan dari sekian banyak nama-nama rawy yang sama itu. Sebab mungkin di antara mereka ada yang tsiqah dan ada yang kurang tsiqah.



Maraji’: Drs. Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalah Hadits PT. Al-Ma’arif, bandung 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar